JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK SEJARAH DAN IMPACT MEDIA ELEKTRONIK (TELEVISI)
JURNALISTIK
MEDIA ELEKTRONIK
SEJARAH
DAN IMPACT MEDIA ELEKTRONIK (TELEVISI)
OLEH
:
KELOMPOK
12
1. RIFQI
TAUFIK K (F1C012003)
2. HADI
PRAYOGO (F1C012015)
3. AKTIF
BUDI SETYAWAN ( F1C012018)
4. ALEXANDER
ARIS (F1C012019)
6. HANIFAN
SATRIA (F1C012024)
7. RIZKY
HARDIANSYAH S (F1C012029)
8. IBNU
YANA SYARIFUDIN (F1C012044)
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan
Ilmu Komunikasi
Universitas
Jenderal Soedirman
2014
SEJARAH JURNALISTIK DI DUNIA
Awal mulanya muncul jurnalistik dapat diketahui dari
berbagai literatur tentang sejarah jurnalistik senantiasa merujuk pada “Acta
Diurna” pada zaman Romawi Kuno masa pemerintahan kaisar Julius Caesar (100-44
SM).“Acta Diurna”, yakni papan pengumuman (sejenis majalah dinding atau papan
informasi sekarang), diyakini sebagai produk jurnalistik pertama; pers, media
massa, atau surat kabar harian pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut
sebagai “Bapak Pers Dunia”.
Sebenarnya, Caesar hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi
yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu, atas peritah
Raja Imam Agung, segala kejadian penting dicatat pada “Annals”, yakni papan
tulis yang digantungkan di serambi rumah. Catatan pada papan tulis itu
merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.
Saat berkuasa, Julius Caesar memerintahkan agar hasil sidang
dan kegiatan para anggota senat setiap hari diumumkan pada “Acta Diurna”.
Demikian pula berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting,
serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya. Papan pengumuman itu
ditempelkan atau dipasang di pusat kota yang disebut “Forum Romanum” (Stadion
Romawi) untuk diketahui oleh umum.
Berita di “Acta Diurna” kemudian disebarluaskan. Saat itulah
muncul para “Diurnarii”, yakni orang-orang yang bekerja membuat catatan-catatan
tentang hasil rapat senat dari papan “Acta Diurna” itu setiap hari, untuk para
tuan tanah dan para hartawan.Dari kata “Acta Diurna” inilah secara harfiah kata
jurnalistik berasal yakni kata “Diurnal” dalam Bahasa Latin berarti “harian”
atau “setiap hari.” Diadopsi ke dalam bahasa Prancis menjadi “Du Jour” dan
bahasa Inggris “Journal” yang berarti “hari”, “catatan harian”, atau “laporan”.
Dari kata “Diurnarii” muncul kata “Diurnalis” dan “Journalist” (wartawan).
Dalam sejarah Islam, seperti dikutip Kustadi Suhandang
(2004), cikal bakal jurnalistik yang pertama kali di dunia adalah pada zaman
Nabi Nuh. Saat banjir besar melanda kaumnya, Nabi Nuh berada di dalam kapal
beserta sanak keluarga, para pengikut yang saleh, dan segala macam hewan.Untuk
mengetahui apakah air bah sudah surut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke
luar kapal untuk memantau keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Sang
burung dara hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun yang tampak muncul ke
permukaan air. Ranting itu pun dipatuk dan dibawanya pulang ke kapal. Nabi Nuh
pun berkesimpulan air bah sudah mulai surut. Kabar itu pun disampaikan kepada
seluruh penumpang kapal.
Atas dasar fakta tersebut, Nabi Nuh dianggap sebagai pencari
berita dan penyiar kabar (wartawan) pertama kali di dunia. Kapal Nabi Nuh pun
disebut sebagai kantor berita pertama di dunia.
SEJARAH MEDIA MASSA
ELEKTRONIK (TELEVISI)
Secara
harfiah televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (pandangan),
dapat diartikan “melihat sesuatu dari jarak jauh”. Televisi sebagai suatu alat
penyampaian informasi komunikator dari kepada komunikan, merupakan salah satu
bagian dari sebuah sistem yang besar dan kompleks. Alat ini akan berfungsi
dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah sistem yang saling bekerja sesuai
fungsinya. Sistem ini disebut sebagai sistem penyiaran televisi yang meliputi:
sistem produksi (pesan), pemancaran gelombang dan pesawat televisi itu sendiri
sebagai media penerima siaran.
Televisi
berkembang begitu cepat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika,
telah menjadi fenomena besar di abad ini, perannya amat besar dalam membentuk
pola dan pendapat umum, termasuk pendapat untuk menyenangi produk-produk tertentu,
demikian pula perannya amat besar dalam pembentukan perilaku dan pola berfikir
(Subroto, 1994:2). Kotak ajaib ini berperan besar dalam perkembangan baik
teknologi, ekonomi, politik dan di segala aspek kehidupan masyarakat.
Tidak
terlepas dari gelombang perkembangan teknologi komunikasi global, perkembangan
sosial, politik, budaya, ekonomi bahkan keamanan tidak bisa memisahkan diri
dari pengaruh televisi. Berbagai perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat
Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran media televisi. Hal ini
mengartikulasikan kontribusi yang sangat signifikan peranan media televisi ini
dalam perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Adanya teori serba media
yang menyatakan bahwa media massa mempunyai kekuatan yang besar untuk mempengaruhi
masyrakat, bukan saja dalam membentuk opini dan sikap tetapi juga dalam memicu
terjadi gerakan sosial. Televisi pada titik tertentu menyumbangkan diseminasi
dan edukasi nilai sosial baru bagi masyarakat.
Dengan
perkembangan teknologi komunikasi, dunia kini dirasakan semakin sempit, karena
kita dapat mengakses atau diakses orang lain tanpa dirintangi oleh jarak maupun
waktu. Pesan yang disampaikan melalui media ini pun begitu dahsyat pengaruhnya
terhadap masyarakat atau audiencenya. Bahkan orang-orang yang berada
di balik media massa ini punya strategi dan agenda setting dalam
mengolah, mengemas dan memberikan informasinya kepada khalayak sehingga
memungkinkan bisa mempengaruhi pendapat maupun kebijakan sosial politik dalam
sebuah negara.
Di Indonesia,
msalah yang menyangkut pembangunan nasional hingga sejarah kejatuhan sebuah
rezim dapat disaksikan, direkam bahkan dibentuk dalam muatan-muatan pesan yang
disajikan dalam sebentuk teknologi tabung kaca ajaib ini, yang pada akhirnya
mempunyai dampak yang berskala nasional bahkan internasional. Sejauh mana media
televisi harus memainkan peranannya dalam pengembangan demokratisasi di
Indonesia dalam bentuk yang seideal mungkin dijadikan sebagai perangkat efektif
untuk pembentukan masyarakat yang kritis, lebih terdidik dan dewasa. Disamping
banyaknya permasalahan dalam mengembangkan sistem pertelevisian yang berkonteks
lokal sehingga mendorong pemberdayaan masyarakat sipil yang semakin kompleks
dan dinamis.
Keberadaan
media televisi juga sangat berkaitan dengan terlebih dahulu ditemukannya
fotografi dan film seluloid. Konsep photos dan graphos atau
merekam gambar melalui cahaya dimulai dengan ditemukannya camera pinhole
sekitar abad ke-16 hingga 17, yaitu alat berupa kotak yang terbuat dari papan
kayu dan salah satu dinding kotak tersebut dilengkapi lensa obscure
yaitu lubang kecil tepat ditengah-tengah.
Penyempurnaan-penyempurnaan
fotografi terus berlanjut, pada tahun 1826 Joseph Nicephore Niepce dari Prancis
berhasil membuat lapisan yang berasal dari campuran perak untuk menciptakan
gambar pada sebuah lempengan timah tebal kemudian disinari dengan cahaya untuk
menghasilkan gambar. Dalam perkembangannya, proses visualisasi kamera kemudian
dilengkapi dengan lubang kecil guna menentukan cahaya yang dapat diterima oleh
plat film yang berfungsi sebagai media perekaman hasil bias. Hasil fotografi
adalah citra atau ilusi satu gambar tetap (still picture) sehingga
tidak menghasilkan ilusi atau kesan gerakan. Perkembangan fotografi ini terus
didorong dengan dirintisnya penciptaan film (motion picture) oleh
Thomas Alva Edison dengan diciptakannya kinetiscope. Kemudian penemuan
ini dikembangkan oleh Lumiere bersaudara pada 28 desember 1894 dengan dibuatnya
cinematographe, yakni piranti yang mengkombinasikan kamera sebagai
alat untuk memproses film dengan proyektor menjadi satu (Marselli Sumarno,
1996:2-3).
Penciptaan
alat untuk merekam gambar yang pada mulanya hanya still picture kemudian
menjadi motion picture yang masih menggunakan alat mekanik dan proses
kimiawi mulai mengalami pergeseran perkembangan seiring dengan penemuan dan
perkembangan listrik dan gelombang radio.Sebelumnya, pada tahun 1802 Dane
menemukan teknologi radio dengan prinsip bahwa pesan dapat dikirimkan melalui
kawat beraliran listrik dalam jarak pendek. James Maxwell menerapkan prinsip
baru untuk mewujudkan gelombang elektromagnetis yaitu gelombang yang digunakan
televisi tahun 1965. Gerakan atau gelombang elektromagnetis dapat mengarungi
ruang angkasa dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya. Penemuan
Maxwell ini kemudian dikembangkan Heinrich Herzt dengan menemukan gelombang
elektromagnetik pada tahun 1880. Kemudian Guglielmo Marconi yang memperkenalkan
proses penyampaian pesan melalui gelombang radio untuk pertama kalinya pada
tahun 1895.
Pada tahun
1875 George Carey di Boston mengembangkan gambar televisi dengan hasil
visualisasi yang belum sempurna. Kemudian oleh WE Sawyer dari Amerika dan
Maurice Leblanc dari Perancis pada tahun 1880, visualisasi gambar televisi
disempurnakan dengan penayangan elemen-elemen gambar secara cepat garis demi
garis, frame demi frame. Tahun 1884 seorang mahasiswa di
Berlin Jerman bernama Paul Nipkow menciptakan sebuah alat untuk memproyeksikan
gambar dengan tenaga listrik dan pancaran gelombang radio yang merupakan cikal
bakal pesawat televisi. Pada tahun itu pula penemuan Paul Nipkow itu
dipatentkan dan bercita-cita menciptakan prinsip-prinsip pembentukan gambar
yang kemudian dikenal sebagai Nipkow disk atau Jantra Nipkow (Freddy H
Istanto, 1999:99). Jantra Nipkow melahirkan televisi mekanis, yaitu prinsip
gambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen secara teratur (scanning
device). Elemen-elemen itu akan membentuk gambar ketika diputar secara
mekanis dengan lingkaran spiral.
Pada tahun
1920 Charles F.Jenskin (Amerika Serikat), John Lugie Baird (Skotlandia) dan
Ernst FW Alexander (Amerika Serikat) membuat penelitian yang mengantar Charles
F. Jenskin pada tahun 1925 berhasil membuat gambar bayangan atau silhoutte.
Sedang John Lugie Baird menemukan dasar-dasar bagi televisi berwarna yang
kemudian berhasil pula menciptakan prinsip-prinsip bagi pengembangan teknik
gambar hidup atau bioskop. Menyusul kemudian Ernst FW Alexander dari General
Electric New York pada tanggal 11 September 1928 berhasil menayangkan drama
televisi untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Seorang ahli berkebangsaan
Rusia yang hijrah ke Amerika Serikat, Vladimir K.Zworykin pada tahun 1923
merancang tabung kamera ikonoskop yang mendasari perkembangan sistim televisi
elektris. Kemudian penemuan ini dilanjutkan dengan mempatentkan televisi
elektronis berwarna pada tahun 1925, ciptaannya ini didemonstrasikan di New
York World’s Fair pada tahun 1939.
Pada tahun
1942 perusahaan-perusahaan televisi besar mulai bermunculan di Amerika Serikat
seperti NBC, CBS. Pada saat itu stasiun televisi CBS telah menyiarkan
berita serbuan pasukan Jepang ke pelabuhan Pearl Harbour Hawaii. Karena serbuan
Jepang ini , maka pemerintah Amerika Serikat membuat kebijakan dengan memerintahkan
semua pembangunan studio radio dan televisi agar dihentikan untuk digunakan
kepentingan pertahanan sipil, tempat latihan dan Palang Merah. Amerika Serikat
juga berperan sebagai pelopor penggunaan televisi berwarna yang diperkenalkan
pada tahun 1953. Tv kabel interaksi diperkenalkan di Columbus Ohio pada tahun
1977. pembangunan televisi kabel ini difungsikan untuk menjawab ketidakmerataan
penerimaan gelombang televisi di di daerah-daerah di Amerika Serikat.
Sebenarnya pada tahun 1940-an teknologi ini sudah diperkenalkan dengan
menggunakan bantuan antena besar semacam decoder yang diletakkan di
daerah yang tinggi kemudian sinyal diterima oleh receiver antena yang
lain kemudian disalurkan ke pesawat-pesawat televisi dengan melalui kabel.
Perkembangan
televisi di kawasan Eropa dpelopori oleh Inggris dengan mengawali siaran
penayangan upacara penobatan raja George VI pada tahun 1937. Kemudian hampir
bersamaan dengan Amerika Serikat, pada tahun 1954 mereka mulai menyiarkan
program siarannya dengan tayangan televisi berwarna. Perkembangan ini diikuti
oleh Jerman dengan memulai siaran televisi pada tahun 1948 kemudian negara
Italia memulainya pada tahun 1953.
Di Asia pada
tahun 1953 Jepang yang jauh sebelumnya melakukan penelitian-penelitian tentang
televisi melakukan siaran untuk pertama kalinya dengan stasiun televisi NHK.
Kemudian baru diikuti oleh negara Filipina pada tahun yang sama lalu disusul
Thailand sejak tahun 1955. Pada tahun 1962, bersamaan dengan Indonesia,
Republik Rakyat Cina memulai siaran televisi untuk pertama kalinya. Kebutuhan
manusia pada media ini yang semakin besar juga membuat Jepang sebagai negara
dengan kemampuan teknologi yang lebih maju mulai merintis sistem televisi HDTV
(high definition television) pada tahun 1980, dengan teknologi ini
kualitas visual yang dihasilkan dan diterima oleh penonton semakin baik.
Hingga tahun
2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan
ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran
digital.
Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara langsung.
Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara langsung.
Telivisi sebagai media telekomunikasi visual penerima siaran
audio dan visual, sudah menjadi pemandangan biasa. TV kini bukan lagi barang
mewah bagi sebagian besar penduduk di dunia. Semua warga negara yang ada di
dunia ini pasti mengetahui TV. Dan hampir di setiap rumah, saat ini dipastikan
memiliki TV. Hal ini wajar karena televisi bisa membawa dampak positif jika
kita menonton siaran yang bermanfaat menambah pengetahuan.
TV adalah gambar yang paling kompleks pada media
ruparungu dwimatra dinamis (moving audiovisual media). Peranannya sebagai media
komunikasi visual sangat luar biasa dibandingkan media-massa yang lain.
Televisi mengkomunikasikan pesan-pesannya dengan cara yang
sangat sederhana. Sifat televisi yang demikian, disebut sebagai penyampaian
pesan sepintas atau transitory.
Karena itulah maka pesan pun harus mudah dipahami dalam
sekilas dan dengan jenjang konsentrasi yang tidak setinggi membaca. Pesan-pesan
yang harus bersifat begitu sederhana dengan idiom-idiom gambar yang sangat
universal sehingga tayangan untuk orang dewasa pun dapat dipahami anak-anak.
Perkembangan TV
Televisi kini hampir dimiliki oleh sebagian besar masyarakat
indonesia. Itu disebabkan karena ada pengaruh globalisasi perekonomian.
Peran globalisasi sangat berpengaruh pada perkembangan
televisi. Tanpa adanya globalisasi perekonomian atau kerja sama dalam
perdagangan antar dunia maka masyarakat Indonesia tidak dapat menyaksikan
program televisi seperti pada saat ini.
Indonesia dapat menyaksikan Siaran televisi pertama di
Indonesia yang ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962 bertepatan dengan
peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Siaran tersebut
berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 WIB untuk meliput upacara
peringatan hari Proklamasi di Istana Negara.
Hal tersebut merupakan sejarah penting pada pertelevisian di
indonesia yang dipengaruhi oleh globalisasi perekonomian.
Televisi juga merupakan globalisasi jaringan informasi yang
mana dengan globalisasi jaringan informasi masyarakat Indonesia dapat dengan
mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena
kemajuan teknologi. Serta dengan adanya globalisasi perekonomian, selera
masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada
selera global.
Kelemahan
media televisi adalah berita yang ditayangkan dilayar televisi umumnya hanya
muncul satu kali. Jika pemirsa tidak bisa menangkap isi berita pada tayangan
pertama, ia tidak punya peluang untuk minta ulang. Kecuali mungkin untuk berita
yang sangat penting, sehingga dari waktu ke waktu selalu diluang dan
perkembangannya di update oleh stasiun TV bersangkutan.
Keterbatasan
tersebut berlaku untuk mesia TV konvensional. Namun, saat ini sudah muncul
jenis media TV yang tidak konvensional. Sekarang disejumlah Negara maju sudah
mulai diperkenalkan IPTV (internet protocol television), yang bersifat
interaktif. Pemirsa yang berminat bisa mengulang bagian dari tayangan TV yang
ia inginkan tentunya dengan membayar biaya tertentu.
Namun kekuatan
berita televisi terletak pada gambar. Konsekuensinya, crew televisi yaitu
reporter dan cameramen harus bekerja sama saat berada dilokasi kejadian,ketika
meliput suatu peristiwa. Dari sisi teknologi, proses meliput berita untuk
televisi relative lebih rumit dibanding untuk media cetak atau radio. Karena
itu, reporter perlu memiliki pengetahuan teknis dasar tentang perlengkapan
liputan, seperti kamera, mike, tripot, dan lain-lain.
Kelemahan
Televisi lainnya adalah Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit
menentukan untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan. Iklan relatif
singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci(bila diperlukan
konsumen).
Maju
tidaknya suatu bangsa bisa dilihat salah satunya dari tayangan televisi
misalnya, alasannya:
Consumerism
and materialism is killing nature. Dua hal tersebut merupakan jargon yang
senantiasa didendangkan televisi dalam setiap detik tayangannya. Padahal,
mengonsumsi dan membeli lebih sedikit barang-barangnya (terutama yang sifatnya
non-essential) tidak hanya menghemat anggaran tetapi juga meminimumkan dampak
negative terhadap lingkungan.
Living
with social pressure. Televisi mengajarkan untuk living the way society want
it, not the way we want (need)it. Identitas diri bukan lagi apa yang ada dalam
hati dan pikiran, tetapi menjadi apa yang diditekan oleh televisi. TV
menyiarkan A, besoknya ikut-ikutan A, TV mendengungkan B, lantas malu kalau
tidak ikut B.
Kelebihan
televisi
Kesan
realistik : audio visual. Masyarakat lebih tanggap : menonton dalam suasana
santai, rekreatif. Adanya pemilahan area siaran(zoning) dan jaringan
kerja(networking) yang mengefektifkan penjangjauan masyarakat.
Terkait
erat dengan media lain. Cepat dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita
ke masyarakat luas. Terjangkau luas, menjangkau masyarakat secara keseluruhan
Dampak dari Media elektronik (Televisi)
A. Psikologis
Dampak Positif
Ø Televisi dapat menjadi salah satu
hiburan utama, karena dapat menghilangkan kejenuhan.
Ø Televisi dapat menjadi informasi
yang menyajikan beragam berita, baik dari dalam maupun luar negeri.tentu tidak
akan membuat kita ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas
secara tepat.
Ø Bila Televisi menyajikan acara-acara
yang berhubungan dengan pendidikan, tentu hal ini sangat berguna bagi para
pelajar. Seorang pelajar dapat mengambil manfaat berupa informasi pendidikan
dari acara tersebut.
Ø Televisi banyak menampilkan
tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh baik dalam dunia pendidikan, dunia usaha,
dunia hiburan, dll. Figur-figur yang di tampilkan dalam televisiPsdapat memicu
kita untuk mencontoh kesuksesan mereka.
Dampak Negatif
Ø Pengaruh negatif yang paling utama
adalah membuat kita lupa waktu. Bila sudah menonton televisi munkin akan
merasa malas untuk melakukan suatu pekerjaankarena sudah keasikan menonton TV.
Bagi pelajar sangat merugikan, karena dapat lupa belajar.
Ø Banyaknya acara-acara yang tidak
mendidik di televisi bisa mempengaruhi kejiwaan seseorang, contohnya film
kekerasan atau berita kriminal adalah beberapa acara yang tidak patut di tonton
oleh anak kecil maupun remaja, mereka bisa saja meniru adegan yang mereka
tonton.
Ø Menonton terus menerus juga bisa
merusak kesehatan, mata akan menjadi rusak,dan tubuh tidak akan terbiasa
bekerja berat akibatnya adalah tubuh menjadi lemah dan lemas.
Ø Televisi dapat meningkatkan konsumsi
lebih meningkat, maksudnya di TV banyak iklan yang beredar luas , iklan
tersebut yang akan memotivasi kita untuk membeli barang tersebut.
B.
Ekonomi
Dampak Positif
Ø Sebagai media pemasaran suatu produk
yang lebih efektif dan menarik
Ø Memudahkan masyarakat untuk memantau
keadaan pasar saham yang biasanya di tayangkan di bawah layar televisi.
Ø Memudahkan masyarakat dalam
mendapatkan informasi tempat atau untuk kegiatan niaganya.
Dampak Negatif
Ø Menjadikan masyarakat yang konsumtif
karena iklan – iklan yang ditayangkan di televisi
Ø Menyebabkan overshoping, membeli hal
yang tidak perlu
Ø Mudah terpengaruh dengan keadaan
pasar yang akan berdampak kepada ketidak konsistenan suatu perusahaan
C. Sosial
Dampak positif
Ø Menjadikan kita peduli terhadap
sesama melalui tayangan-tayangan yang ada di televisi seperti: Jalinan kasih
(RCTI), Orang Pinggiran (TRANS7) dll.
Ø Memotivasi masyarakat agar turut
aktif mengembangkan lingkungannya
Ø Dapat menambah wawasan atau
pengetahuan atau informasi dan dapat belajar mengenai perilaku anti kekerasan,
empati, toleransi kepada orang dari ras atau etnis lain, dan rasa hormat kepada
orang yang lebih tua serta Informasi mendidik juga dapat diselipkan dalam
program yang mempunyai nilai yang berkualitas.
Ø Tumbuhnya ” the people power news” dimana saat ini masyarakat bisa memproduksi
berita sendiri
Dampak Negatif
Ø Televisi menjadikan masyarakat menjauh
dari masyarakat dan hal-hal yang bersifat sosial. Karena jika seseorang selalu
menonton televisi akan mengurangi interaksi dengan orang lain.
Ø Hal negatif yang selanjutnya yaitu
televisi juga disadari atau tidak sudah mengurangi minat baca masyarakat Televisi selalu menghadirkan berita sensasional yang dapat
memikat daya tarik khalayak. Budaya membaca di Indonesia berbeda dengan
negara-negara maju.
Ø Mengkonstruksi pemikiran masyarakat sesuai dengan apa yang ada
ditelevisi
Ø Membuat ketergantungan masyarakat
terhadap media informasi sehigga hanya mempercayai apa yang ditampilkan
televisi dan sikap skeptis masyarakat mulai terkikis.
Ø Televisi
banyak menyajikan acara-acara yang tidak mendidik, seperti film-film yang
banyak adegan kekerasannya, berita kriminal, serta adegan-adegan lain yang
tidak patut ditonton oleh anak-anak. Hal ini tentu sangat mempengaruhi kejiwaan
seorang anak, mereka bisa saja meniru adegan kekerasan, tindak kriminal, serta
adegan-adegan lainnya yang mereka tonton di televisi.
Ø Masyarakat
dapat membuat isu yang tidak benar – benar terjadi.
D. Budaya
Dampak Positif
Ø Memperkaya wawasan tentang budaya
lain yang masih banyak belum kita ketahui
Ø Guna memperkenalkan adat sendiri ke
dunia luar
Ø Sebagai dokumentasi praktik budaya
Dampak
Negatif
Ø Terjadinya perubahan gaya hidup
Ø Mengurangnya budaya tradisional
karena sudah tergantikan oleh budaya asing yang masuk melalui televisi
Ø Budaya luar lebih mendominasi
tayangan di televisi
E. Politik
Dampak
Positif
Ø Sebagai sarana sosialisasi tentang
aturan – aturan dan kebijakan pemerintah untuk masyarakat
Ø Sarana aspirasi masyarakat
Ø Sebagai sumber informasi tentang
perkembangan politik
Dampak
Negatif
Ø Digunakan untuk kepentingan
kelompok, golongan atau pribadi seperti manjatuhkan lawan politik dengan
pemberitaan yang negatif kepada lawannya dan dengan sudut pandang yang
memojokan lawan politiknya tersebut.
F. Kesehatan
Dampak
Positif
Ø Televisi menjadi sumber informasi di
bidang kesehan melalui program – program televisi, iklan – iklan televisi dan
lain sebagainya. Contohnya program Dr. Oz yang tayang di Trans TV dimana dalam
program tersebut membahas kesehatan dan tips – tips untuk penonton agar dapat
dilakukan di rumah.
Dampak
Negatif
Ø Dampak televisi bagi kesehatan
manusia adalah tingkat kebugaran yang lebih rendah, jika menonton televisi
dalam waktu lama berasosiasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, dan
tingkat kolesterol darah yang lebih tinggi.
Ø Semakin banyak seseorang menonton
televisi pada saat masih anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk
mengalami obesitas pada saat dewasa. Menonton televisi dan perilaku menetap
lainnya juga berasosiasi dengan semakin tingginya risiko kanker
kolorektal,endometrial, ovarium, dan prostat serta risiko penyakit
kardiovaskular.
G. Pendidikan
Dampak
Positif
Ø Televisi
banyak juga menyajikan acara-acara yang berhubungan dengan pendidikan, hal ini
tentu bagus dan sangat berguna bagi pengetahuan dan wawasan para pelajar.
Ø Televisi
banyak menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh dalam dunia pendidikan,
dunia usaha, hiburan, dan lainnya. Sehingga figur-figur tersebt dapat memicu
kita untuk mencontoh kesuksesan mereka.
Ø munculnya
istilah televisi pendidikan atau TV-E (educational Televisi), sebagai media
untuk mewujudkan televisi sebagai media pendidikan
Dampak
Negatif
Ø Televisi
dapat membuat anda lupa waktu, bahkan malas untuk mengerjakan hal-hal lain
selain menonton televisi. Tentunya hal ini sangat buruk dampaknya bagi para
pelajar, karena dapat menyebabkan para pelajar menjadi lupa akan kewajiban
utamanya yaitu belajar
Kesimpulan
Memang
benar setelah kita mengulas sedikit tentang perkembangan Televisi Jurnalistik,
bisa disimpulkan bahwa sebuah informasi telah menjadi bagian kehidupan dalam
masyarakat (tren), setelah seseorang melihat tayangan sebuah berita misalnya
yang tren sekarang ini yaitu perampokan dan membunuh mahasiswa , lalu tidak
lama kemudian orang tua yang mempunyai anak seorang mahasiswa akan
menghubunginya, menyampaikan agar anaknya berhati-hati, setelah mendengar
berita tersebut mahasiswa menjadi panik, sehingga membuatnya berhati-hati dalam
kehidupan jauh dari orang tua.
Informasi
bisa diibaratkan seperti makanan pokok yang menjadi bahan santapan dalam
kehidupan sehari-hari, sebuah peristiwa atau kejadian adalah sesuatu hal yang
sangat penting untuk diketahui dalam masyarakat. Televisi adalah sebuah ajang
kebutuhan meskipun televisi bisa dikatakan barang mewa, tetapi hampir setiap
rumah sudah memiliki televisi berarti televisi bukan barang mewa lagi,
merupakan kebutuhan akan informasi, gara-gara televisi kita bisa mengetahui
perkembangan teknologi didunia serta banyak informasi-informasi lainnya, jadi
selama kita mengikuti maka tidak akan ketinggalan informasi yang tenar sekarang
ini.
Sumber :
Stanley
J Baran. Pengantar Komunikasi Massa Jilid 1 Edisi 5, PT. Gelora Aksara pranata,
2012.
Posting Komentar untuk "JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK SEJARAH DAN IMPACT MEDIA ELEKTRONIK (TELEVISI)"