Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

DomaiNesia

TEKNOLOGI KOMUNIKASI : MENCIPTAKAN MASYARAKAT DENGAN MEDIA: SEJARAH, TEORI DAN INVESTIGASI

TEKNOLOGI KOMUNIKASI

MENCIPTAKAN MASYARAKAT DENGAN MEDIA: SEJARAH, TEORI DAN INVESTIGASI



   
Disusun oleh:

Alexander Agus Santosa                    F1C012022
 Ibnu Yana Syarifudin                         F1C012044
Aditya Pratama Nugraha                    F1C012057



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2014



Abstrak
Pokok bahasa dalam chapter ini adalah hubungan antara komunitas media baru dengan hubungan masyarakat. Komunitas media baru ini adalah dalam bentuk dunia maya dimana komunitas ini beranggotakan dari orang – orang yang berbeda daerah dengan jarak yang jauh dalam waktu yang sama.  Dengan hadirnya komunitas dalam dunia maya ini ada harapan bahwa norma dan nilai yang ada dalam komunitas tradisional dapat didapatkan kembali melalui komunitas di internet. Kemudian membahas transformasi konsep masyarakat dari studi sosiologis yang berorientasi kepada wilayah dan penelitian yang dilakukan dengan fasilitas komunikasi berbasis intenet di mana tempat  geografis tidak menjadi batasan untuk berkomunikasi. Memberika ilustrasi dari tiga jenis studi terkait masyarakat dan media ; media elektronik skala kecil, jaringan informasi masyarakat, dan diskusi public serta debat melalui jaringan elektronik. Yang terakhir meneliti pendekatan metodologis utama dan menunjukan kontur agenda penelitian berorientasi pada eksplorasi lebih lanjut antara mmasyarakat dan media baru.


A.                Dampak positif yang timbul dari new media.
semakin mudahnya mencari informasi,kita bisa mendapatkan informasi apapun melalui internet tanpa harus susah payah pergi ke perpustakaan, atau media lain yang memberikan informasi. Kita pun bisa sharing informasi dengan orang yang tempatnya sangat jauh. Memang dampak hadirnya new media sangat membantu. Membuat masyarakat sebagai konsumen new media dimanjakan dengan kemudahan-kemuadahan yang ditawarkan dari media baru itu sendiri, seperti eNewsPaper yang membuat masyarakat tidak harus menunggu tukang koran atau membeli koran di pinggiran jalan tetapi hanya dengan mengakses situs-situs yang menyediakan layanan tersebut.
Selain itu di fitur-fitur gadget tertentu disediakan pembelian lagu hanya dengan mengaksesnya. Dengan cara ini masyarakat tidak perlu bersusah payah ke toko-toko kaset tetapi hanya menjalankan aplikasinya. dari adanya new media terhadap kehidupan sosial masyarakat adalah membuat masyarakat sebagai konsumen new media dimanjakan dengan kemudahan-kemuadahan yang ditawarkan dari media baru itu sendiri. Contoh lainnya adalah pemanfaatan internet. Banyak orang orang yang mengandalkan internet untuk mengoptimalkan pekerjaannya. Sebagai contoh investor sangant membutuhkan informasi se-dini mungkin sebelum menanamkan sahamnya. Atau juga para pencari pekerjaan yang membutuhkan informasi tentang perusahaan perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Yang pasti kita dapat menjelajahi dunia hanya dengan internet.
Cukup dengan duduk manis di depan computer kita sudah bisa tahu segala perkembangan dan perubahan yang terjadi di dunia. Situs jejaring sosial sudah memberikan banyak manfaat bagi kita semua, seperti bertemu dengan teman lama, memperbanyak teman dan relasi, bahkan bisa dijadikan wadah untuk berbisnis.

Dampak Negatif dari kehadiran teknologi media
·                     Membudayanya budaya massa dalam suatu komunitas masyarakat, dimana pola kehidupan yang dinamis ditimbulkan karena adanya keinginan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
·                     Rasa sosial terhadap lingkungan sekitar menjadi acuh.
·                     Terjadinya polusi informasi.
·                     Merebaknya kejahatan teknologi seperti pelanggaran hak cipta / pembajakan, cybercrime (kejahatan maya).
·                     Tumbuhnya sikap hedonisme dan konsumtif.
·                     Awal mula Kriminalitas.

B.                 Karakteristik yang melekat pada ‘New Media’ !
Karakteristik media baru menurut Mc Quails melibatkan desentralisasi chanel untuk distribusi pesan, dan penambahan kapasitas untuk penyampaian  pesan, serta  pelibatan audiens secara langsung kedalam proses penyampaian pesan yang berujung pada munculnya bentuk komunikasi interaktif. Proses komunikasi yang serba digital ini membuat manusia lebih fleksibel menentukan isi pesan. Negroponte (1995) menganggap bahwa digitalisasi adalah memindahkan isi suatu media terhadap media lain.Perkembangan teknologi yang dihubungkan dengan media baru antara lain DVD, CD Room, TV Kabel, Internet, dll.

C.                 Deskripsi mengenai tahap perkembangan kajian mengenai ‘media’ dan ‘community’
a.       Gelombang Pertama: Studi Komunitas dan Media
Kajian pertama oleh Park(1922) tentang media dan komunitas dapat dilihat dari pembaca surat kabar, masyarakat pedesaan yang lebih condong membaca berita lokal dari daerahnya sedangkan masyarakat kota lebih condong membaca berita luar daerah. Setelah itu Merton (1949) mebedakan masayarakat menjadi dua kelompok, localites dan cosmopolitans. Localites adalah masyarakat yang lebih suka terlibat dalam aktivitas sosial disekitarnya, serta mencari berita yang sifatnya lokal pula. Cosmopolitan lebih memiliki pandangan yang luas dan aktivitas sosial yang beragam, serta mencari berita dari luar daerah.  Karenanya ia beranggapan bahwa penggunaan media dan penggunaan refleksi suatu komunitas dapat mencerminkan kepribadian individu.
Janowits (1952) menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mempelajari komunitas dan media, dan menekankaan pada struktur suatu komunitas dan menghubungkannya dengan koran lokal. Seperti Park, Jenowits juga merasa bahwa koran memilki peran untuk mengintegrasikan seorang individu kedalam komunitas. Ia juga berfikir bahwa koran lokal dapat melahirkan konsensus dalam sebuah komunitas. Pada akhirnya Jenowits menemukan bahwa integritas suatu komunitas dan tingkat partisipasi didalamnyta berhubungan dengan perhatian seseorang gterhadap koran lokal. Selanjutnya Stam pada tahun 1985 mengatakan bahwa ikatan seorang individu terhadap tempat, struktur organisasi dan proses (aktivitas sosial) berhubungan dengan jumlah pembaca secara individu. Pada intinya, model dari Stamm menunjukkan bahwa media berpengaruh pada ikatan suatu komunitas. Namun, hal ini dapat memberi pengaruh secara konstruktif dan dapat juga bersifat destruktif.
b.      Gelombang kedua : Elektronik Media komunitas
Penggunaan alat-alat elektronik komunikasi dalam banyak hal  yang merupakan kelanjutan dari teknologi mesin cetak stensil dan teknologi pers diperkenalkan satu dekade sebelumnya selama 1960an ketika kelompok-kelompok kontra-budaya dan politik yang mapan  memiliki surat kabar, yang dikenal sebagai underground atau pers altenatif. (Denis dan Rivers , 1974)
Media baru seperti radio dan televisi komunitas menjadi fokus studi di Eropa (Halloran; Jankowski) dan Amerika Utara  (Fuller). Beberapa ulasan sketsa bagaimana kelompok memanfaatkan media elektronik skala kecil itu untuk tujuan politik dan budaya (Downing, Girard, Jallow).
Dalam penilaian tujuan tersebut, Prehn (1992) menunjukkan bahwa penggagas media komunitas sering melebihkan kebutuhan orang untuk mengekspresikan diri melalui media.
Dalam penilaian secara keseluruhan dari percobaan nasional dengan media komunitas elektronik di Belanda , para peneliti menyarankan bahwa kontribusi media masyarakat untuk proses pembangunan masyarakat bekerja baik dalam situasi di mana rasa masyarakat sudah mapan . Di daerah perumahan kecil pada kota besar , tampaknya seolah-olah media komunitas dapat berbuat banyak untuk membuat hal-hal yang lebih baik .
Kepedulian dengan media komunitas di daerah-daerah memperoleh kembali minat dengan inisiasi OURmedia, sebuah kelompok yang terdiri dari praktisi dan aktivis akademisi. Sejak pertemuan pertama pada tahun 2000, kelompok ini telah menjamur dalam ukuran dan ruang lingkup, setelah bertemu setiap tahun di Utara dan Selatan Amerika. Website OURmedia merupakan sumber daya bertahan lama dan berharga bagi beasiswa baru-baru ini. Sebagian besar pekerjaan oleh anggota kelompok ini telah terinspirasi oleh diskusi media warga, yang diprakarsai oleh Rodriguez (2001) dan media alternatif , diuraikan oleh Atton (1999).
c.       Gelombang ketiga : era internet
Secara serius untuk internet dapat ditelusuri ke publikasi masalah tema utama disiapkan oleh Journal of Communication dan  Journal of Computer Mediated Communication pada tahun 1996. Indikasi lain dari arti dan pentingnya gelombang ketiga ini adalah pembentukan Asosiasi Internet Peneliti dan penyelenggaraan konferensi internasional pertama pada September 2000. Dan, hampir bersamaan di seluruh Amerika Utara, Eropa dan Asia, departemen akademik dan pusat penelitian baru sedang dibentuk, semua mengklaim menggunakan  ajaran baru. Beberapa inisiatif ini telah mengambil komunitas virtual atau online sebagai obyek penelitian .
Dalam hal penerbitan jurnal akademik utama baru-baru ini diluncurkan. Publikasi buku mengenai internet dan aspek masyarakat telah tenang benar-benar meledak sejak publikasi Benedikt's(1991) Cyberspace: Fist Step. Rangkaian volume disunting oleh Jones pada komunitas maya, budaya virtual dan peringkat penelitian internet sebagai kontribusi inti, seperti halnya volume baru-baru ini yang berjudul Communities in Cyberspace  (Smith dan Kollock 1999)


D.                Komunikasi Virtual
Jan Fernback menyatakan Community as Virtual artinya komunitas ini secara maya dalam ruang cyber dengan meninggalkan identitas fisik penggunanya. Cyber community memiliki sistem nilai bersama, norma-norma, aturan-aturan dan identitas bersama yang ditunjukkan dari komitmen atau kepentingan diantara komunitas lainnya.
Komunitas virtual adalah komunitas-komuitas dengan makna, menurut Calhoun (dalam Strate, 1996 : 210) cybercommunity adalah komunitas sebagai kompleks ide dan sentimen. Partisipan dalam komunitas virtual akan merasakan pengalaman dan makna yang sama dalam cybercommunity.
Menurut Rheingold dalam bukunya The Virtual Community, komunitas virtual tidaklah imajiner, namun sesuatu yang nyata. Rheingold mengatakan bahwa cybercommunity adalah agregasi sosial yang muncul dari internet ketika banyak orang melakukan diskusi yang cukup panjang disertai dengan human feeling untuk membangun jaringan hubungan personal dalam cyberspace. Jadi komunitas virtual adalah sesuatu yang nyata yang diberi makna oleh para partisipan. Komunitas virtual adalah komunitas yang unik, karena terhubungan oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer.
Komunikasi virtual adalah komunikasi (proses penyampaian dan penerimaan pesan) melalui dunia maya yang bersifat interaktif. Komunikasi virtual tidak dapat lepas dari sebuah media internet sebagai alat komunikasi. Disini terlihat adanya peralihan gaya atau kebiasaan manusia dalam berkomunikasi menyampaikan informasi dengan sesamanya. Dikatakan begitu karena saat ini manusia tidak perlu lagi berkomunikasi pada waktu, tempat yang sama. Nampaknya melalui komunikasi virtual saat ini, hambatan – hambatan yang ada terdahulu seperti jarak, waktu, biaya, serta kesulitan lainnya dapat teratasi. Hal ini dikarenakan internet sebagai media komunikasi virtual tidak terbatas ruangnya sehingga masyarakat luas dapat menyampaikan informasi kemana saja, dan ke siapa saja. Dalam komunikasi virtual, memungkinkan seseorang berinteraksi tetapi sebenarnya mereka tidak berada secara wujud di tempat itu.

E. Tabel Karakterisitik komunitas organik dan komunitas virtual
Karakteristik
Organic
Virtual
Komposisi dan Aktivitas
Kelompok tertentu
Tidak banyak kegiatan
Keanggotaan longgar

Aktivitas khusus
Organisasi sosial
Terikat pada waktu dan tempat
Tidak terikat tempat dan waktu
Bahasa dan interaksi
Verbal dan nonverbal
Verbal dan para bahasa
Identas dan budaya
Budaya tunggal
homogen
Bermacam- macam
Heterogen
Sumber : Van Dijk, 1998; 45


F. Riset penelitian dalam penggunaan media baru dan komunitas yang menarik.
Hollander (2000) menggambar di pekerjaannya yang awal dari Stamm (1985) dan mengusulkan hubungan kausal ion antara struktur komunitas,  karakteristik dari komunitas massa yang individual, tataran media dan komunitas pengguna media. Dia berpendapat bahwa hubungn kausal yang berbeda mungkin menjadi dominan untuk konfigurasi yang berbeda dari hubungan variabel dengan masing-masing faktor di atas. Model Hollander telah jauh dimodifikasi untuk aplikasi dalam rangka investigasi jaringan komunitas digital dan sehingga mengusulkan sebuah kerangka kerja untuk formula dari sebuah kisaran dari ketertarikan peneliti. Pertanyaan utama peneliti untuk model ini adalah: untuk gelar apa dan dalam cara apa melakukan aspek dari stuktur komunitas, karakteristik individual dan pemandangan media berhubungan kepada penggunaan dan keterlibatan dalam jaringan komunitas digital oleh warga lokal?
Wellman dan Gulia (1999) mewakilkan sebuah penelitian agenda yang luas untuk komunitas virtual. Mereka berpose tujuh kelompok dari pertanyaan tentang kealamian dari hubungan kekerabatan online dan hubungan mereka ke hubungan kekerabatan yang offline dan untuk keterlibatan komunitas.
Baym (1999: 210-16) dalam kesimpulan dari studinya terhadap sebuah komunitas online dari sabun televisi penggemar, merumuskan daftar lebih kompak dari 4 pertanyaan:
- Tekanan apa yang membentuk identitas online?
- Bagaimana komunitas online evolve over time?
- Bagaimana pasrtisipasi online terhubung ke kehidupan offline?
- Bagaiman komunitas online mempengaruhi komunitas offline?
Dari ketiga observasi diatas kelompok kami cenderung lebih tertarik pada penelitian milik baym karena dalam penelitianya ia menggunakan cara observasi yang sederhana namun dengan cakupan hasil yang luas yaitu meliputi hubungan dengan online serta imbasya pada komunitas yang ada di dunia nyata.


Daftar Pustaka


Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Communcation Technologi                              Media: Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London.

Posting Komentar untuk "TEKNOLOGI KOMUNIKASI : MENCIPTAKAN MASYARAKAT DENGAN MEDIA: SEJARAH, TEORI DAN INVESTIGASI"