Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

DomaiNesia

Cerita Inspirasi: HARAPAN PEMUDA

Kali ini saya akan membagi sebuah cerita yang bagus dan telah menginspirasi saya selama betahun-tahun. Tulisan ini saya beri judul "Harapan Pemuda" karena dari awal tulisan ini tidak pernah di beri judul oleh si pengarangnya. Semoga pembaca ikut mendapatkan inspirasi.

Inspiring Story

HARAPAN PEMUDA





Sumber: http://i1.ytimg.com/vi/vuPTZe0iK3A/hqdefault.jpg

Seorang pemuda dengan penuh harapan menyala-nyala duduk di sebuah bis malam yang membawanya ke kota besar. Desa tempatnya tinggal hanya bisa memberikan pendidikan terbatas untuknya. Ia telah lulus SMA, dan ia bercita-cita ingin maju, ingin melanjutkan ke sekolah tinggi, untuk menjadi sarjana.

Ia menginsyafi bahwa orang tuanya tidak berada dan tidak berpendidikan. Tetapi sejak kecil ia telah mengenal kota-kota besar dan juga tentang kemajuan dunia masa sekarang dari sekolahnya. Barangkali karena ia gemar membaca maka pandangannya agak berbeda dari kawan-kawannya. Teman-temannya menjulukinya sebagai pemuda pelamun.

Angan-angannya ingin menjadi sarjana dan menjadi orang tekemuka sehingga mendapat kesempatan mengembangkan bakatnya. Bahkan angan-angannya demikian tinggi melambung sampai-sampai ia berkeinginan menjadi pemenang hadiah Nobel untuk negaranya. Baginya kehidupan seseorang itu tidak cukup hanya sekedar makan dan berkembangbiak, baginya manusia adalah sesuatu yang luhur dan ia cukup mempunyai semangat untuk melakukannya. Masih teringat olehnya kemarin ketika ia berpamitan dengan ibu-bapa dan saudara-saudaranya.

Mereka semua diam ketika ia menceritakan cita-citanya. Dengan kata-kata perlahan dan penuh perasaan ibunya menjawab : “Kalau itu yang telah menjadi niatmu, kami hanya bisa mendoakan semoga kamu berhasil. Kami tak dapat membekalimu apa-apa selain doa restu dan sekedar uang untuk perjalanan ke kota.” Bis malam itu terus melaju dengan cepat diluar batas kecepatan normal. Pemuda itu melamun terus sambil mencoba merencanakan langkah-langkah selanjutnya setelah ia sampai di kota nanti.

Rencananya ia akan mencari rumah temannya yang ada di kota itu. Temannya itu telah bekerja disana dan bersedia untuk menerimanya sementara. Setelah itu ia akan mencari pekerjaan dan akan bekerja pagi hari sedang malam harinya ia akan belajar melanjutkan sekolahnya.

Keesokanharinya bis itu sampai dengan selamat. Badannya letih karena tak tidur semalaman. Perutnya lapar, tetapi ia sangat berhati-hati mengeluarkan uang sakunya yang hanya sedikit itu. Alamat temannya diingat-ingatnya kembali dan dicarinya sambil berjalan kaki. Hari telah tinggi ketika ia sampai di alamat yang dicarinya. Tetapi betapa kecewanya karena ternyata temannya telah pindah dan alamatnya yang baru tak ada yang mengetahuinya.

Dengan lesu ia berjalan diantara gedung-gedung tinggi dan mobil-mobil mewah yang tak pernah berhenti-hentinya mengalir di jalan aspal licin itu. Pikirannya kusut tak menentu. Badanya lemah dan perutnya lapar. Matahari telah mulai condong kebarat ketika ia berhenti di sebuah warung nasi. Dengan hati-hati ia membelanjakan uangnya untuk sekedar mengisi perutnya yang lapar itu. Setelah selesai makan pikirannya mulai agak jernih lagi. Semangatnya mulai datang lagi dan tekadnya untuk mengadu nasib di kota besar itu menyala kembali.

Ia bermaksud mencoba mencari pekerjaan sambil mencari jalan untuk meneruskan cita-citanya. Terbayang wajah orang tuanya yang penuh harap tapi ragu-ragu. Ia akan tetap berusaha walaupun sekarang nasibnya sedang malang. Teringat ia akan sebuah pepatah tua yang bunyinya: “Berakit-rakit kehulu, berenang-renag ketepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.” Rupanya saat sekarang adalah saat bersakit-sakit bagi kehidupan dan segalanya.



*Tulisan ini saya ketik ulang dari selembar teks bacaan yang digunakan untuk mengetes mata plus seseorang.

Posting Komentar untuk "Cerita Inspirasi: HARAPAN PEMUDA"